Rabu, 19 April 2017

“Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII semester 2 dan kelas IX Semester 1 dan 2”



“Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII semester 2 dan kelas IX Semester 1 dan 2”
Dosen Pengampu: Drs. H. Akhirin, M.Ag.
FAKULTAS TARBIYAH



 

Disusun oleh Kelompok 4 :
1.    Nurul Huda            
2.    Syariful Fahmi
3.    Ahmad Sa’dun
4.    Akhmad Fitriyo
5.    Sriyant
6.    Risoniatun
7.    Dewi Sholihatun
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
UNISNU JEPARA
2015
                                                                               
Kata pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.
           
            Segala puji bagi ALLAH SWT sedalam-dalamnya yang telah melimpahkan rahmatnya,bagi semua mahluk didunia.sehingga kita masih bisa diberi kesempatan untuk menuntut ilmu.tanpa karunia yang diberikan, mungkin kita semua tidak bisa melaksanakan kewajiban kita yaitu mencari ilmu.maka sayogjanya kita harus mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita.karena nikmat-nikmat allah itu andaikan kita hitung dengan alat-alat yang serba bertehnologi tidak mungkin bisa menghitungnya.
            Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada rosul kita ,yang telah membawa ajaran-ajaran wahyu dari sang pencipta alam semesta. yang wajib kita ta’ati perintahnya dan jauhi semua larangannya shingga kita nanti mendapatkan syafa’atnya dihari dimana manusia tidak bisa berbuat apa-apa. kecuali meminta pertolongan kepada nya.yaitu hari qiyamah.semoga kita semua bisa ditolong rosul kita amin.
            Dalam kesempatan ini penulis makalah mengucapapkan beribu – ribu terimah kasih, kami sampaikan kepada pengampu mata kuliah TELAAH MATERI P.A.I.beliau Bapak Dosen.Drs.H.Akhirin Ali,M.Ag.karena beliaulah kita tahu dan paham bagaimana menjadi guru yang proffesional.dan selanjutnya ucapan terimah kasih kami sampaikan kepada teman-teman kelompok dua yang sangat antusias dalam pembuatan makalah ini dengan kerja sama yang baik dan arif bijaksana, maka tertulislah makalah ini.ssebelum kami mengakhiri kami menyadari bahwa dari kelompok dua ini masih awam dan banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini kami dari kelompok dua ,mengharap  kritik dan sarannya dari bapak dosen pengampu untuk penyempurnaan penulisan makalah ini.atas kritik dan sarannya kami ucapkan banyak terimah kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
                                                                                                             Penyusun
                                                                                                           
(Kelompok 2)
BAB 1
PENDAHULUAN
A .Latar Belakang
           
Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.
 Sedangkan tarikh (sejarah)kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah(beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh  Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah yang terdiri dari empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
·         Al-Qur’an-Hadis
menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahamimakna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
·          Aspek Akidah
menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati danmengamalkan nilai-nilai
al-asma’ al-husna
·         Aspek Akhlak
menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpujidan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek
·         Fikih
menekankan pada kemampuan cara melaksanakanibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan
·         aspek Tarikh & kebudayaan Islam
Menekankan pada kemampuanmengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya denganfenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul,perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau,mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah,Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islammemiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah


BAB II
PEMBAHASAN
Uraian Tentang Materi Sejarah Kebudayaan Tingkat MTS
A.    SK-KD Materi SKI Kelas VIII semester 2 dan Kels IX Semester 1-2
Kelas VIII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
2. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
2.1   Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti al-Ayyubiyah
2.2  Mendeskripsikanperkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah
2.3   Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
2.4  Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah untuk masa kini dan yang akan datang
2.5  Meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
Kelas IX, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
1.1   Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran
1.2   Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
1.3   Mengidentifikasi para tokoh dan perannya dalam perkembangan Islam di Indonesia
1.4   Meneladani semangat para tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia
Kelas IX, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
1.1   Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam
1.1     Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
Kelas VIII, Semester 2
1.    Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
2.    Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti al-Ayyubiyah
3.    Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah
4.    Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
5.    Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah untuk masa kini dan yang akan datang
 Meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
Kelas IX, Semester
1.      Memahami perkembangan Islam di Indonesia
2.      Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
3.      Mengidentifikasi para tokoh dan perannya dalam perkembangan Islam di Indonesia
4.      Meneladani semangat para tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia
Kelas IX, Semester 2
1.      Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
2.      Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam
3.      Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara


BAB II
Ringkasan Materi
SEJARAH DINASTI AYYUBIYAH
            Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Yusuf al-ayyubi di Mesir pada masa khalifah al-Mustadi dan berkuasa selama kurang lebih 75 tahun. Ekspedisi militer pertama yang dilakukan Salahuddin adalah mengikuti pamannya ( Asadudin ) untuk menyelesaikan persoalan perebutan kekuasaan di istana Bani Fatimiah di Mesir, kemudian Salahudin mulai mendapat kekuasaan di Mesir ketika membantu Bani Fatimiah mengusir Amauri yang memimpin tentara salib untuk menguasai mesir, yang pada akhirnya dia juga menjadi penguasa mesir ketika Khalifah Al-adid meninggal dunia, dan Salahudin diberi gelar al-mu’izz li amiril Mu’minin.
Berbagai usaha yang dilakukan Salahudin dalam masa pemerintahannya adalah:
  1. Menggembalikan madzhab suni di mesir
  2. Membangun Madrasah – madrasah
  3. Mengganti kadi – kadi syiah dengan kadi – kadi Suni
  4. Mengganti pegawai – pegawai yang korupsi.
            Dalam perjalanan pemerintahannya, ada berbagai pihak yang memusuhinya antara lain:Hajib ( kepala rumah tangga khalifah al-adid , Syekh sinan dan kelompok assasin, Kelompok zanki. Ada juga beberapa raja Eropa yang terlibat perang Salib melawan Salahudin yaitu: Philip II ( Raja Prancis ), Richard I ( Raja Inggris ), William ( Raja Sisilia ), Frederick Barbarosa ( kaisar Jerman ).
            Al-adil memiliki nama lengkap al-malik al-adil Saifudin Abu Bakar bin Ayyub. Setelah kematian Nuruddin Zanki pada tahun 1174, ia memerintah di Mesir atas nama Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Ia berhasil membantu Salahuddindalam mempersiapkan angkatan perangnya hingga Salahudin mencapai tingkat keberhasilan, oleh karena itu ia mempunyai peranan yang sangat besar bagi Dinasti Ayyubiyah dalam mempertahankan eksistensinya.
            Selanjutnya adalah al-kamil yang memiliki nama lengkap al-malik al-kamil Nasiruddin Abu al-Ma’ali Muhammad,ia terlibat beberapa peperangan melawan tentara salib,hal itu membuatnya banyak mendapat pujian, akan tetapi pada akhirnya ia menyerahkan Yerussalem pada pasukan Salib, hal inilah yang membuatnya menerima hujatan dari rakyat.
            Kekuasaan dinasti Ayyubiyah berakhir setelah qutuz dari dinasti Mamluk berhasil mengalahkan tentara mongol dalam pertempuraan di Ain Jalut, setelah itu mereka memerintah di bekas wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah, Tapi pada masa pemerintahan dinasti ini juga ada perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan masuknya ilmuwan-ilmuwanmasyhur ke Al-Azhar diantaranya adalah Abdul latif al-bagdadi, Syamsuddin Khallikan,Syekh Abdul Qasim al-manfalubi dll.
          Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap kekuasaan mulai dari dinasti Abbasiyah dan dinasti Ayyubiyah itu terdapat kemajuan dan kemunduran dalam berbagai bidang, mulai dari kemajuan di bidang sosial, Kebudayaan yang telah melahirkan banyak ilmuwan terkenal, kemajuan politik & militer, kemajuan ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu kedokteran umum sampai pada ilmu kedokteran Islam, dan telah mengeluarkan banyak lulusan mahir di bidangnya, serta juga terdapat kemajuan ilmu agama yang telah melahirkan banyak ulama- ulama’ terkenal yang telah hafal hadist, serta membukukannya, juga terdapat ahli fuqoha yang madzhabnya sampai sekarang masih kita anut. Tapi disamping itu dinasti – dinasti di atas juga mengalami kemunduran, salah satu penyebab kemunduran adalah karena peperangan dan perebutan kekuasaan.
Perkembangan Islam Di Indonesia
A.    Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B.     Cara Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Yang teguh
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
  1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
  1. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
  1. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
  1. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C.    Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
  1. Di Sumatra
Wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
  1. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
a.      Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b.      Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1)      Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2)      Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3)      Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.
c.       Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d.      Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e.       Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f.        Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g.      Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h.      Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i.         Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
  1. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a.      Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b.      Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
c.       Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.


MEMAHAMI SEJARAH TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Seni Budaya Lokal Sebagai Bagian Dari Tradisi Islam
Pengertian Seni Budaya Lokal.
Seni budaya lokal artinya adalah bentuk seni atau tradisi yang ada pada daerah tertentu, mengakar dan menjadi pola hidup di masyarakat tersebut. Budaya ini berkembang secara turun temurun dan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya.
Semakin banyak suku di Indonesia semakin memperkaya khazanah kebudayaan Nusantara. Karena setiap suku memiliki tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda. Dan memberikan identitas dan corak yang jelas bagi daerahnya.
Beberapa kesenian dan budaya lokal kemudian berakulturasi dengan Islam, namun keduanya tidak kehilangan ciri khasnya. Melalui akulturasi tersebut, Islam menggunakan budaya lokal sebagai media dakwah.
Kebudayaan Menurut Islam
Arti kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Sedang kebudayaan dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut mernupakan penerjemahan/untuk merealisir pokok-pokok ajaran al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan nyata.
Dari berbagai kelompok masyarakat di dunia termasuk Indoneisa telah menghasilkan sebuah kebudayaan yang disebut kebudayaan Islam. Tertu saja sudah beradaptasi dengan budaya lokal Nusantara. Hasilnya lahirlah beragam budaya lokal yang bercorak Islam.
Pengertian Tradisi Islam
Sebelum membahas tradisi Islam, perlu ditegaskan dahulu arti kesenian Islam. Kesenian Islam yaitu ekspresi estetis dikalangan orang Islam dengan menggunakan medium.
Karya seni Islam dalam segala bentuk manifestasinya, apakah seni suara, musik, gerak, sastra atau seni pandang, seperti lukis, kaligrafi dan arsitektur adalah merupakan bagian dari ekspresi keimanan tauhid berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Mengingat bidang estetis adalah wawasan yang tidak diberikan batasan terperinci dan paten dalam Islam yaitu lebih merupakan cobaan terhadap orang Islam untuk berkreasi dengan alasan keimanan tauhid tentang valid/tidaknya sebuah karya seni sebagai karya Islam adalah tetap merupakan upaya ijtihadi.
Dalam karya seni Islam terdapat beberapa lahan kesenian yang kurang digunakan. Yaitu seni tari serta representasi figure manusia dan hewan termasuk sedikit sekali yang dikembangkan dalam karya seni Islam. Sebenarnya tidak ada dalil qot’i yang mendiskreditkan kreasi demikian.
Tetapi corak aqidah Islam yang tauhid mendorong timbulnya kecurigaan terhadap representasi figural yang mengarah kepada kemusyrikan. Dalam hal ini sangat dominan.
Sebagian besar eksprasi seni monumental dikalangan orang Islam adalah berhubungan dengan bidang keagamaan, masjid, madrasah, khalaqah, Qur’an, dan seterusnya.
Dalam bidang sastra, seni suara, musik, kaligrafi, arsitektur kontribusi seniman muslim cukup luas dan mengagumkan.
Anehnya musik yang telah popular sejak nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada tahun 622 kurang berkembang dalam Islam. Akibat negative yang sering timbul dari pagelaran musik mempengaruhi para ulama untuk menjauhi dari musik bahkan menetangnya.
Dari sini kita memahami kenapa musik bercorak keagamaan sangat sederhana dan kurang berkembang. Tetapi disamping itu timbul musik sekuler yang tidak diakui pihak ulama.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa tradisi Islam adalah hasil karya/seni orang Islam yang bersumber dari agama Islam.
Seni Budaya Lokal Yang Bernuansa Islam
Seni budaya lokal yang bernuansa Islam lebih diartikan sebagai kesenian daerah yang diilhami oleh Agama Islam. Dengan kata lain kesenian Nusantara yang telah berbaur dengan tradisi Islam. Dalam beberapa hal didaerah kita terdapat kesenian daerah yang dilhami/berbaur denga agama Islam antara lain:
1.      Debus
2.      Wayang
3.      Tari Saman
4.      Hadrah
5.      Suluk
6.      Kesustraan Islami
Mempelajari Tradisi Dan Upacara Adat Kesukuan Yang Bernuasna Islami.
Tradisi merupakan kebudayaan masa lampau yang diwariskan dalam bentuk sikap, perilaku sosial, kepercayaan, prinsip-prinsi, dan sekepakatan perilaku. Hal ini berasal dari pengalaman di masa lampau yang membentuk perilaku masa kini.
Di Indonesia terdapat berbagai macam tradisi yang masih dijaga dengan baik oleh pengikutnya. Bisa dalam bentuk adat istiadat, ritual, upacara keagamaan. Dalam pelaksanaannya tergantung/terpengaruh oleh lingkungan setempat.
Selamatan
Setiap ada peristiwa yang menakutkan, atau yang menyenangkan atau adanya harapan, seperti perkawinan, sakit, panen padi, menanam padi selalu mengadakan upacara selamatan. Selamatan dilakukan sebagai rasa syukur, dengan permohonan agar selalu mendapatkan keselamatan
Upacara Turun Tanah di Aceh
Nama aslinya adalah Peutron Aneuk U Tanoh atau turun tanah. Artinya orang tua menurunkan bayi ke tanah setelah bayi berusia 44 hari. Sebelumnya seorang ibu melakukan pantangan dengan tujuan agar bayi sehat dan baik.
Sekaten
Pada tahun 1939 tahun saka atau 1477 M, Raden Patah dengan dukungan para wali mendirikan masjid Demak. Berdasarkan kesepakatan digelar siar Islam selama 7 hari menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dibunyikan dua perangkat gamelan karya Sunan Giri yang membawakan gending karya Sunan Kalijaga.
Adat Perkawinan Aceh
Tradisi penikahan Aceh banyak diwarnai oleh tradisi Islam, hal bisa dilihat dari beberapa tahapan-tahapan pernikahan:
Melamar
Persiapan perkawinan
Upacara pernikahan
Pakaian Pengantin
Ziarah Kubur
Yaitu kebiasaan mengunjungi makam dan meletakkan bunga di atas kuburan seseorang. Sampai saat ini masih dipertahankan. Tujuan awalnya adalah untuk memohon restu dan mendapat berkah dari orang yang sudah meninggal. Tradisi ini dipengaruhi budaha Hindu-Budha yakni pemujaan terhadap arwah nenenk moyang.
Setelah Islam datang tujuan ziarah diarahkan untuk mendo’akan yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya juga sebagai media kontemplasi bagi seseorang agar selalu mengingat kematian.
BAB IV
Analisis Materi
Menurut Pandangan kami, ada 2 hal utama yang akan kami kemukakan :
Pandangan Subyektif
Bagi kami, mempelajari materi SKI memang hal yang sulit, selain menghafal nama – nama yang ada juga harus mengetahui urutan-urutan pemerintahannya, dan sekiranya untuk memudahkan siswa dalam mencerna serta memahami dengan seksama materi – materi tersebut, kiranya dalam buku ajar perlu ditambahkan skematik yang memudahkan siswa untuk mengingat garis besarnya, sehingga dalam belajar siswa cukup menghafal skema saja, sehingga mudah dalam menjabarkan dan menguraiakn  materi yang ada.  
2. Pandangan Obyektif
Pelajaran SKI memang penting untuk diketahui dan dipelajari peserta didik, karena apa yang ada saat ini tidak lepas dari cerita atau sejarah yang ada pada zaman dulu, sebagai contoh materi SKI yang ada pada kelas VIII ini, salah satunya menceritakan tentang asal usul ilmuwan yang terkenal, tempat – tempat penting dan juga bersejarah dll, sebagai contoh ilmuwan yang terkenal sampai saat inni adalah al-farabi ( ilmuwan matematika yang saat ini pelajaran itu masih di pelajari siswa disekolah ), ar-razi, dalam ilmu agama misalnya ilmu figh yang madzhabnya yang sekarang masih kita anut seperti, madzhab syafi’i, maliki,hanafi,an-nasai, hanbali, itu semua tidak lepas dari sejarah kebudayaan islam.
Hal semacam ini harus diketahui oleh siswa agar mereka mengerti dan mengetahui silsilah serta asal usul dari ilmuwan – ilmuwan ataupun segala sesuatu yang ada disekitar kita, karena pentingnya materi SKI, seyogyanya dalam mengajar guru perlu untuk membuat pengelompokan – pengelompokan ataupun ringkasan – ringkasan kecil/ bagan/skema yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam belajar dan menghafal, serta yang tidak kalah pentingnya sebaiknya dalam pembelajaran SKI, siswa tidak hanya mendengarkan uraian cerita sejarah dari guru mata pelajaran, tapi juga harus ada kegiatan pembelajaran yang nyata yang menggambarkan materi tersebut, seperti pemutaran film pada saat zaman Jahiliyah dll, hal yang demikian itu kami rasa pembelajaran SKI akan lebih menarik siswa dan siswa juga mendapat pemahaman yang jelas, karena memory melihat hal yang nyata itu mudah di ingat daripada harus mengandalkan memori hafalan saja, dengan demikian, pembelajaran SKI akan menjadi tidak monoton.


DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Darsono.2008.Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo. PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri.
http://madsahida.blogspot.com/2013/12/tugas-ski-sapta-agus-p-kelas-ix.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar