BAB
II
PEMBAHASAN
Uraian
Tentang Materi Sejarah Kebudayaan Tingkat MTS
A.
SK-KD Materi SKI Kelas VIII semester 2 dan Kels IX
Semester 1-2
Kelas
VIII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
2. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
|
2.1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti al-Ayyubiyah
2.2 Mendeskripsikanperkembangan kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti al-Ayyubiyah
2.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya
dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
2.4 Mengambil ibrah dari perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah untuk masa kini dan
yang akan datang
2.5 Meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin
al-Ayyubi
|
Kelas
IX, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
|
1.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui
perdagangan, sosial, dan pengajaran
1.2 Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa,
Sumatera, dan Sulawesi
1.3 Mengidentifikasi para tokoh dan perannya dalam
perkembangan Islam di Indonesia
1.4 Meneladani semangat para tokoh yang berperan dalam
perkembangan Islam di Indonesia
|
Kelas
IX, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
|
1.1 Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari
tradisi Islam
1.1 Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan
upacara adat kesukuan Nusantara
|
Kelas VIII, Semester
2
1.
Memahami
perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
2.
Menceritakan
sejarah berdirinya Dinasti al-Ayyubiyah
3.
Mendeskripsikan
perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah
4.
Mengidentifikasi
tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
5.
Mengambil
ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti
al-Ayyubiyah untuk masa kini dan yang akan datang
Meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin
al-Ayyubi
Kelas IX, Semester
1.
Memahami
perkembangan Islam di Indonesia
2.
Menceritakan
sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran
Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
3.
Mengidentifikasi
para tokoh dan perannya dalam perkembangan Islam di Indonesia
4.
Meneladani
semangat para tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di Indonesia
Kelas IX, Semester 2
1.
Memahami
sejarah tradisi Islam Nusantara
2.
Menceritakan
seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam
3.
Memberikan
apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
BAB
II
Ringkasan Materi
SEJARAH DINASTI
AYYUBIYAH
Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Yusuf al-ayyubi di Mesir pada masa
khalifah al-Mustadi dan berkuasa selama kurang lebih 75 tahun. Ekspedisi
militer pertama yang dilakukan Salahuddin adalah mengikuti pamannya ( Asadudin
) untuk menyelesaikan persoalan perebutan kekuasaan di istana Bani Fatimiah di
Mesir, kemudian Salahudin mulai mendapat kekuasaan di Mesir ketika membantu
Bani Fatimiah mengusir Amauri yang memimpin tentara salib untuk menguasai
mesir, yang pada akhirnya dia juga menjadi penguasa mesir ketika Khalifah
Al-adid meninggal dunia, dan Salahudin diberi gelar al-mu’izz li amiril
Mu’minin.
Berbagai usaha yang dilakukan
Salahudin dalam masa pemerintahannya adalah:
- Menggembalikan madzhab suni
di mesir
- Membangun Madrasah – madrasah
- Mengganti kadi – kadi syiah
dengan kadi – kadi Suni
- Mengganti pegawai – pegawai
yang korupsi.
Dalam perjalanan pemerintahannya, ada berbagai pihak yang memusuhinya antara
lain:Hajib ( kepala rumah tangga khalifah al-adid , Syekh sinan dan kelompok
assasin, Kelompok zanki. Ada juga beberapa raja Eropa yang terlibat perang
Salib melawan Salahudin yaitu: Philip II ( Raja Prancis ), Richard I ( Raja
Inggris ), William ( Raja Sisilia ), Frederick Barbarosa ( kaisar Jerman ).
Al-adil memiliki nama lengkap al-malik al-adil Saifudin Abu Bakar bin Ayyub.
Setelah kematian Nuruddin Zanki pada tahun 1174, ia memerintah di Mesir atas
nama Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Ia berhasil membantu Salahuddindalam
mempersiapkan angkatan perangnya hingga Salahudin mencapai tingkat
keberhasilan, oleh karena itu ia mempunyai peranan yang sangat besar bagi
Dinasti Ayyubiyah dalam mempertahankan eksistensinya.
Selanjutnya adalah al-kamil yang memiliki nama lengkap al-malik al-kamil
Nasiruddin Abu al-Ma’ali Muhammad,ia terlibat beberapa peperangan melawan
tentara salib,hal itu membuatnya banyak mendapat pujian, akan tetapi pada
akhirnya ia menyerahkan Yerussalem pada pasukan Salib, hal inilah yang
membuatnya menerima hujatan dari rakyat.
Kekuasaan dinasti Ayyubiyah berakhir setelah qutuz dari dinasti Mamluk berhasil
mengalahkan tentara mongol dalam pertempuraan di Ain Jalut, setelah itu mereka
memerintah di bekas wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah, Tapi pada masa
pemerintahan dinasti ini juga ada perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai
dengan masuknya ilmuwan-ilmuwanmasyhur ke Al-Azhar diantaranya adalah Abdul
latif al-bagdadi, Syamsuddin Khallikan,Syekh Abdul Qasim al-manfalubi dll.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap kekuasaan mulai
dari dinasti Abbasiyah dan dinasti Ayyubiyah itu terdapat kemajuan dan
kemunduran dalam berbagai bidang, mulai dari kemajuan di bidang sosial,
Kebudayaan yang telah melahirkan banyak ilmuwan terkenal, kemajuan politik
& militer, kemajuan ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu kedokteran umum
sampai pada ilmu kedokteran Islam, dan telah mengeluarkan banyak lulusan mahir
di bidangnya, serta juga terdapat kemajuan ilmu agama yang telah melahirkan
banyak ulama- ulama’ terkenal yang telah hafal hadist, serta membukukannya,
juga terdapat ahli fuqoha yang madzhabnya sampai sekarang masih kita anut. Tapi
disamping itu dinasti – dinasti di atas juga mengalami kemunduran, salah satu
penyebab kemunduran adalah karena peperangan dan perebutan kekuasaan.
Perkembangan Islam Di Indonesia
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam
datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.
Masuknya Islam
di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada
masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B. Cara Masuknya
Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan
dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di
Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Yang teguh
Adapun cara
masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
- Perdagangan
Jalur ini
dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan
orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam
Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
- Kultural
Artinya
penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan
Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri
menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
- Pendidikan
Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai
sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
- Kekuasaan politik
Artinya
penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C. Perkembangan Islam di Beberapa
Wilayah Nusantara
- Di Sumatra
Wilayah
Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan
daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua
daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak
dan Samudra Pasai.
Sejarah Masuk
dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama
adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah
kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah
Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik
Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak
kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang
kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Aceh
ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah
Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus
berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang
telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin
berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia,
tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam
datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi
dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada
tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang
berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur
Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
- Di Jawa
Benih-benih
kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga)
menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja,
tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari
Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
begitu pesat.
Adapun gerakan
dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik
Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal
juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di
Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga
pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan
Gresik
b. Raden Ali
Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di
Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti
dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan
madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan
Ampel :
1) Mendirikan
pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig
kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama),
Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang
pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif
dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3) Mempelopori
berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan
pertama.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh
Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa
menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum
Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia
menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang
(Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan
Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku.
Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat
paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya,
karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya
jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang
dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya
adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan
dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif
Hidayatullah
Nama lainnya
adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang
menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya
sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan
Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan
kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala
itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya saja
Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para
wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya
adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M.
(960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu
warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya
Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan
Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya.
Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
- Di Kalimantan
Islam masuk ke
Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur
pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan
Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar
sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat
Kalimantan.
Jalur kedua,
Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke
Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga
para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu
adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan
Selatan
Masuknya Islam
di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan
dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang
ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan
kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden
Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra
kelak bersedia masuk Islam.
Dalam
peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya
ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun
(1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden
Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar
berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan
Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan
Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai,
Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan
Timur
Di Kalimantan
Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan
Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam
diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk
kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M,
raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman
Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di
Langgar dan para penggantinya.
c. Di Maluku.
Kepulauan
Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya
tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari
Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya
perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke
Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para
pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik
oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk
Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang
benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam
berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak
kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan
Tidore.
Selain Islam
masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh
raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal
dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso,
Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.
MEMAHAMI SEJARAH TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Seni Budaya Lokal Sebagai Bagian Dari Tradisi
Islam
Pengertian Seni Budaya Lokal.
Seni budaya lokal artinya adalah bentuk seni atau tradisi yang ada
pada daerah tertentu, mengakar dan menjadi pola hidup di masyarakat tersebut.
Budaya ini berkembang secara turun temurun dan terus dilestarikan oleh generasi
selanjutnya.
Semakin banyak suku di Indonesia semakin memperkaya khazanah
kebudayaan Nusantara. Karena setiap suku memiliki tradisi dan adat istiadat
yang berbeda-beda. Dan memberikan identitas dan corak yang jelas bagi
daerahnya.
Beberapa kesenian dan budaya lokal kemudian berakulturasi dengan Islam,
namun keduanya tidak kehilangan ciri khasnya. Melalui akulturasi tersebut,
Islam menggunakan budaya lokal sebagai media dakwah.
Kebudayaan Menurut Islam
Arti kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Sedang kebudayaan
dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari
ajaran Islam. Tata nilai tersebut mernupakan penerjemahan/untuk merealisir
pokok-pokok ajaran al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan nyata.
Dari berbagai kelompok masyarakat di dunia termasuk Indoneisa telah
menghasilkan sebuah kebudayaan yang disebut kebudayaan Islam. Tertu saja sudah
beradaptasi dengan budaya lokal Nusantara. Hasilnya lahirlah beragam budaya
lokal yang bercorak Islam.
Pengertian Tradisi Islam
Sebelum membahas tradisi Islam, perlu ditegaskan dahulu arti
kesenian Islam. Kesenian Islam yaitu ekspresi estetis dikalangan orang Islam
dengan menggunakan medium.
Karya seni Islam dalam segala bentuk manifestasinya, apakah seni
suara, musik, gerak, sastra atau seni pandang, seperti lukis, kaligrafi dan
arsitektur adalah merupakan bagian dari ekspresi keimanan tauhid berdasarkan
ajaran Nabi Muhammad SAW.
Mengingat bidang estetis adalah wawasan yang tidak diberikan
batasan terperinci dan paten dalam Islam yaitu lebih merupakan cobaan terhadap
orang Islam untuk berkreasi dengan alasan keimanan tauhid tentang
valid/tidaknya sebuah karya seni sebagai karya Islam adalah tetap merupakan
upaya ijtihadi.
Dalam karya seni Islam terdapat beberapa lahan kesenian yang kurang
digunakan. Yaitu seni tari serta representasi figure manusia dan hewan termasuk
sedikit sekali yang dikembangkan dalam karya seni Islam. Sebenarnya tidak ada
dalil qot’i yang mendiskreditkan kreasi demikian.
Tetapi corak aqidah Islam yang tauhid
mendorong timbulnya kecurigaan terhadap representasi figural yang mengarah
kepada kemusyrikan. Dalam hal ini sangat dominan.
Sebagian besar eksprasi seni monumental
dikalangan orang Islam adalah berhubungan dengan bidang keagamaan, masjid,
madrasah, khalaqah, Qur’an, dan seterusnya.
Dalam bidang sastra, seni suara, musik,
kaligrafi, arsitektur kontribusi seniman muslim cukup luas dan mengagumkan.
Anehnya musik yang telah popular sejak nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada tahun 622 kurang berkembang dalam Islam.
Akibat negative yang sering timbul dari pagelaran musik mempengaruhi para ulama
untuk menjauhi dari musik bahkan menetangnya.
Dari sini kita memahami kenapa musik bercorak
keagamaan sangat sederhana dan kurang berkembang. Tetapi disamping itu timbul
musik sekuler yang tidak diakui pihak ulama.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
tradisi Islam adalah hasil karya/seni orang Islam yang bersumber dari agama
Islam.
Seni Budaya Lokal Yang Bernuansa Islam
Seni budaya lokal yang bernuansa Islam lebih diartikan sebagai
kesenian daerah yang diilhami oleh Agama Islam. Dengan kata lain kesenian
Nusantara yang telah berbaur dengan tradisi Islam. Dalam beberapa hal didaerah
kita terdapat kesenian daerah yang dilhami/berbaur denga agama Islam antara
lain:
1.
Debus
2.
Wayang
3.
Tari Saman
4.
Hadrah
5.
Suluk
6.
Kesustraan Islami
Mempelajari Tradisi Dan Upacara Adat Kesukuan Yang
Bernuasna Islami.
Tradisi merupakan kebudayaan masa lampau yang
diwariskan dalam bentuk sikap, perilaku sosial, kepercayaan, prinsip-prinsi,
dan sekepakatan perilaku. Hal ini berasal dari pengalaman di masa lampau yang
membentuk perilaku masa kini.
Di Indonesia terdapat berbagai macam tradisi
yang masih dijaga dengan baik oleh pengikutnya. Bisa dalam bentuk adat
istiadat, ritual, upacara keagamaan. Dalam pelaksanaannya
tergantung/terpengaruh oleh lingkungan setempat.
Selamatan
Setiap ada peristiwa yang menakutkan, atau
yang menyenangkan atau adanya harapan, seperti perkawinan, sakit, panen padi,
menanam padi selalu mengadakan upacara selamatan. Selamatan dilakukan sebagai
rasa syukur, dengan permohonan agar selalu mendapatkan keselamatan
Upacara Turun Tanah di Aceh
Nama aslinya adalah Peutron Aneuk U Tanoh atau turun tanah. Artinya
orang tua menurunkan bayi ke tanah setelah bayi berusia 44 hari. Sebelumnya
seorang ibu melakukan pantangan dengan tujuan agar bayi sehat dan baik.
Sekaten
Pada tahun 1939 tahun saka atau 1477 M, Raden Patah dengan dukungan
para wali mendirikan masjid Demak. Berdasarkan kesepakatan digelar siar Islam
selama 7 hari menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dibunyikan dua perangkat
gamelan karya Sunan Giri yang membawakan gending karya Sunan Kalijaga.
Adat Perkawinan Aceh
Tradisi penikahan Aceh banyak diwarnai oleh tradisi Islam, hal bisa
dilihat dari beberapa tahapan-tahapan pernikahan:
Melamar
Persiapan perkawinan
Upacara pernikahan
Pakaian Pengantin
Ziarah Kubur
Yaitu kebiasaan mengunjungi makam dan meletakkan bunga di atas
kuburan seseorang. Sampai saat ini masih dipertahankan. Tujuan awalnya adalah
untuk memohon restu dan mendapat berkah dari orang yang sudah meninggal. Tradisi
ini dipengaruhi budaha Hindu-Budha yakni pemujaan terhadap arwah nenenk moyang.
Setelah Islam datang tujuan ziarah diarahkan untuk mendo’akan yang
telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya juga sebagai media kontemplasi bagi
seseorang agar selalu mengingat kematian.
BAB IV
Analisis Materi
Menurut
Pandangan kami, ada 2 hal utama yang akan kami kemukakan :
Pandangan
Subyektif
Bagi kami, mempelajari materi SKI memang hal yang
sulit, selain menghafal nama – nama yang ada juga harus mengetahui
urutan-urutan pemerintahannya, dan sekiranya untuk memudahkan siswa dalam
mencerna serta memahami dengan seksama materi – materi tersebut, kiranya dalam
buku ajar perlu ditambahkan skematik yang memudahkan siswa untuk mengingat
garis besarnya, sehingga dalam belajar siswa cukup menghafal skema saja,
sehingga mudah dalam menjabarkan dan menguraiakn materi yang ada.
2. Pandangan Obyektif
Pelajaran
SKI memang penting untuk diketahui dan dipelajari peserta didik, karena apa
yang ada saat ini tidak lepas dari cerita atau sejarah yang ada pada zaman
dulu, sebagai contoh materi SKI yang ada pada kelas VIII ini, salah satunya
menceritakan tentang asal usul ilmuwan yang terkenal, tempat – tempat penting
dan juga bersejarah dll, sebagai contoh ilmuwan yang terkenal sampai saat inni
adalah al-farabi ( ilmuwan matematika yang saat ini pelajaran itu masih di
pelajari siswa disekolah ), ar-razi, dalam ilmu agama misalnya ilmu figh yang
madzhabnya yang sekarang masih kita anut seperti, madzhab syafi’i, maliki,hanafi,an-nasai,
hanbali, itu semua tidak lepas dari sejarah kebudayaan islam.
Hal
semacam ini harus diketahui oleh siswa agar mereka mengerti dan mengetahui
silsilah serta asal usul dari ilmuwan – ilmuwan ataupun segala sesuatu yang ada
disekitar kita, karena pentingnya materi SKI, seyogyanya dalam mengajar guru
perlu untuk membuat pengelompokan – pengelompokan ataupun ringkasan – ringkasan
kecil/ bagan/skema yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam belajar dan
menghafal, serta yang tidak kalah pentingnya sebaiknya dalam pembelajaran SKI,
siswa tidak hanya mendengarkan uraian cerita sejarah dari guru mata pelajaran,
tapi juga harus ada kegiatan pembelajaran yang nyata yang menggambarkan materi
tersebut, seperti pemutaran film pada saat zaman Jahiliyah dll, hal yang
demikian itu kami rasa pembelajaran SKI akan lebih menarik siswa dan siswa juga
mendapat pemahaman yang jelas, karena memory melihat hal yang nyata itu mudah
di ingat daripada harus mengandalkan memori hafalan saja, dengan demikian,
pembelajaran SKI akan menjadi tidak monoton.